Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Minggu, 16 Oktober 2011

Asuham Keperawatan Inkontinensia Urin

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
INKONTINENSIA URINE
A. Definisi
Inkontinensia urine adalah pelepasan urine secara tidak terkontrol dalam jumlah
yang cukup banyak.
Sehingga dapat dianggap merupakan masalah bagi seseorang.
B. Klasifikasi
Inkontinensia urine di klasifikasikan menjadi 3 ( Charlene J.Reeves at all )
1. Inkontinensia Urgensi
Adalah pelepasan urine yang tidak terkontrol sebentar setelah ada peringatan
ingin melakukan urinasi. Disebabkan oleh aktivitas otot destrusor yang
berlebihan atau kontraksi kandung kemih yang tidak terkontrol.
2. Inkontinensia Tekanan
Adalah pelepasan urine yang tidak terkontrol selama aktivitas yang
meningkatkan tekanan dalam lubang intra abdominal. Batuk, bersin, tertawa
dan mengangkat beban berat adalah aktivitas yang dapat menyebabkan
inkontinensia urine.
3. Inkontinensia Aliran Yang Berlebihan ( Over Flow Inkontinensia )
Terjadi jika retensi menyebabkan kandung kemih terlalu penuh dan sebagian
terlepas secara tidak terkontrol, hal ini pada umumnya disebabkan oleh
neurogenik bladder atau obstruksi bagian luar kandung kemih.
C. Etiologi
Inkontinensia urine pada umumnya disebabkan oleh komplikasi dari penyakit
seperti infeksi saluran kemih, kehilangan kontrol spinkter dan perubahan tekanan
yang tiba-tiba pada abdominal.
1
D. Manifestasi klinik
 Urgensi
 Retensi
 Kebocoran urine
 Frekuensi
E. Patofisiologi
Inkontinensia urine bisa disebabkan oleh karena komplikasi dari penyakit infeksi
saluran kemih, kehilangan kontrol spinkter atau terjadinya perubahan tekanan
abdomen secara tiba-tiba. Inkontinensia bisa bersifat permanen misalnya pada
spinal cord trauma atau bersifat temporer pada wanita hamil dengan struktur dasar
panggul yang lemah dapat berakibat terjadinya inkontinensia urine. Meskipun
inkontinensia urine dapat terjadi pada pasien dari berbagai usia, kehilangan
kontrol urinari merupakan masalah bagi lanjut usia.
F. Pemeriksaan Diagnosa
 Pengkajian fungsi otot destrusor
 Radiologi dan pemeriksaan fisik ( mengetahui tingkat
keparahan / kelainan dasar panggul )
 Cystometrogram dan elektromyogram
G. Therapi
 Urgensi
Cream estrogen vaginal, anticolenergik, imipramine (tofranile)
Diberikan pada malam hari
Klien dianjurkan untuk sering buang air kecil
 Over flow inkontinensia
Farmakologis prazocine (miniprise) dan cloridabetanecol (urecholine)
2
Diberikan untuk menurunkan resistensi bagian luar dan meningkatkan
kontraksi kandung kemih.
H. Askep inkontinensia urine
Pengkajian
Dalam pengkajian ditanyakan kapan inkontinensia urine mulai muncul dan
hal-hal yang berhubungan dengan gejala inkontinensia :
Berapa kali inkontinensia terjadi ?
Apakah ada kemerahan, lecet, bengkak pada daerah perineal ?
Apakah klien mengalami obesitas ?
Apakah urine menetes diantara waktu BAK, jika ada berapa banyak ?
 Apakah inkontinensia terjadi pada saat-saat yang bisa diperkirakan seperti
pada saat batuk, bersin tertawa dan mengangkat benda-benda berat ?
 Apakah klien menyadari atau merasakan keinginan akan BAK sebelum
inkontinensia terjadi ?
 Berapa lama klien mempunyai kesulitan dalam BAK / inkontinensia
urine ?
 Apakah klien merasakan kandung kemih terasa penuh ?
 Apakah klien mengalami nyeri saat berkemih ?
 Apakah masalah ini bertambah parah ?
 Bagaimana cara klien mengatasi inkontinensia ?
Pemerikasaan fisik
 Inspeksi
Adanya kemerahan, iritasi / lecet dan bengkak pada daerah perineal.
Adanya benjolan atau tumor spinal cord
Adanya obesitas atau kurang gerak
 Palpasi
3
Adanya distensi kandung kemih atau nyeri tekan
Teraba benjolan tumor daerah spinal cord
 Perkusi
Terdengar suara redup pada daerah kandung kemih.
I. Diagnosa Keperawatan
 Kecemasan
 Gangguan bodi image
 Defisit pengetahuan
 Kelemahan ( kurang aktivitas )
 Gangguan Harga Diri
 Gangguan Integritas Kulit
J. Rencana Tindakan
 Menjaga kebersihan kulit, kulit tetap dalam keadaan kering, ganti sprei
atau pakaian bila basah.
 Anjurkan klien untuk latihan bladder training
 Anjurkan pemasukkan cairan 2-2,5 liter / hari jika tidak ada kontra
indikasi.
 Anjurkan klien untuk latihan perineal atau kegel’s exercise untuk
membantu menguatkan kontrol muskuler ( jika di indikasikan )
Latihan ini dapat dengan berbaring, duduk atau berdiri
a. Kontraksikan otot perineal untuk menghentikan
pengeluaran urine
b. Kontraksi dipertahankan selama 5-10 detik dan
kemudian mengendorkan atau lepaskan
c. Ualngi sampai 10 kali, 3-4 x / hari
4
 Cek obat-obat yang diminum ( narkotik, sedative, diuretik, antihistamin
dan anti hipertensi ), mungkin berkaitan dengan inkontinensia.
 Cek psikologis klien.
SUMBER PUSTAKA
1. Charlene J. Reeves at all. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta :
Salemba Medica, 2001.
2. Susan Martin Tucker at all. Patient Care Standarts Collaborative
Planning & Nursing Interventions, Seventh Edition, St. Louis Baltimore
Berlin : Mosby, 2000.
3. Luckmann’s, Suzanne E, Tatro. Care Principles and practise of
Medical Surgical Nursing.
4. Christensen Kocknow. Adult Health Nursing, Third edition, St.
Louis Baltimore, Boston : Mosby, 1999.
5. Susan Puderbangh, Susan W. Nursing Care Planning Guides, for
Adult In Acute, Extended and Home Care Settings. WB. Saunders Company,
2001.
5

0 komentar:

Posting Komentar