Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 20 Oktober 2011

Asuhan Keperawatan Patent Duktus Arteriosus (PDA)


PATENT DUKTUS ARTERIOSUS (PDA)

1.     DEFINISI
PDA adalah penyakit jantung bawaan/congenital di mana aliran darah menetap melalui duktus arteriosus fetal di antara aorta dan arteri pulmoner utama.

2.     ETIOLOGI
Dikatakan bahwa kelainan pada PDA ini disebabkan oleh gangguan perkembangan system kardiovaskuler masa embrio. Juga saat ibu hamil menderita rubella dan mungkin pada waktu ibu hamil, ibu meminum obat-obatan yang kontraindikasi untuk ibu hamil.

3.     GAMBARAN KLINIS
Bising sering ditemukan secara kebetulan pada anak tanpa keluhan. Dengan cara palpasi ditemukan aktivitas ventrikel kiri bertambah pada apeks kordis, didapatkan tekanan nadi yang besar akibat dari kebocoran darah dari aorta waktu systole maupun diastole.
Dengan cara auskultasi, bunyi jantung pertama sering normal, diikuti systole click, bunyi jantung kedua selalu keras, terkeras pada sela iga 2 kiri.
Selain itu adanya perbedaan tekanan systole dan diastole yang terlalu jauh.

4.     MANIFESTASI KLINIS
a.     PDA kecil
Biasanya tidak memberi gejala. Tekanan darah dan tekanan nadi dalam batas normal. Jantung tidak membesar,  kadang teraba getaran bising di sela iga 2 kiri sternum. Pada auskulatasi terdengar bising kontinu.
b.     PDA sedang
Gejala biasanya timbul pada usia 2-5 bulan, tetapi biasanya tidak berat. Pada pasien mengalami kesulitan makan, seringkali menderita infeksi saluran nafas, namun biasanya berat badannya masih dalam batas normal. Anak lebih mudah lelah, tapi masih dapat mengikuti permainan.
c.      PDA besar
Penderita menunjukkan gejala yang berat minggu-minggu pertama kehidupannya. Ia sulit makan dan minum hingga berat badannya tidak bertambah dengan memuaskan. Pasien akan tampak Dispnea atau takipnea dan banyak berkeringat bila minum.
Pada PDA besar ini timbul dengan tekanan arteri pulmonal sama dengan tekanan aorta.

5.     FISIOLOGI DAN MEKANISME
Segera setelah bayi dilahirkan, paru-parunya mengembang; dan hanya alveolusnya terisi, tetapi juga tekanan terhadap aliran darah melalui batang vaskuler paru-paru sangat berkurang, sehingga memungkinkan arteri pulmonalis turun. Pada waktu yang sama, tekanan aorta meningkat karena berhentinya aliran darah melalui plasenta secara tiba-tiba. Jadi, tekanan di dalam arteri pulmonalis turun, sedangkan tekanan di dalam aorta meningkat. Sebagai akibatnya, aliran darah ke depan melalui duktus tersebut tiba-tiba berhenti pada waktu lahir, dan darah bahkan mengalir ke belakang dari aorta ke arteri pulmonalis. Keadaan aliran darah yang baru ini menyebabkan duktus arteriosus menjadi tersumbat dalam beberapa jam sampai beberapa hari pada sebagian terbesar bayi sehingga aliran darah melalui duktus tersebut tidak berlangsung terus. Duktus ini menutup karena sekarang darah aorta yang mengalir melalui duktus mempunyai konsentrasi oksigen kira-kira dua kali setinggi darah paru-paru dan oksigen mengkontriksikan otot duktus. Dalam banyak kasus, diperlukan waktu beberapa bulan agar duktus tersebut menutup dengan sempurna, dan pada kira-kira 1 dari tiap bayi, duktus tersebut tidak pernah menutup, sehingga menyebabkan keadaan yang dikenal sebagai duktus arteriosus patent.
Tes Khusus
-        EKG acapkali normal, tetapi dapat pula menunjukkan atrium kiri atau ventrikel kiri atau kedua hipertropi.
-        Kateterisasi jantung memperlihatkan kenaikan saturisasi oksigen pada arteri pulmonalis, dan pada neonatus terlihat kenaikan tekanan pulmonalis.
-        Angiografi menunjukkan lesi (zat kontras disuntikan dari aorta distal ke arteri subklavia). Pada bayi premature, diagnosa harus dipastikan dengan ekhografi.
Sesaat setelah kelahiran, tekanan dalam aorta dan arteri pulmonalis hamper sama, sehingga sangat sedikit aliran melalui duktus arteriosus, sehingga tidak terdengar bising pada usia beberapa minggu pertama. Dengan pertumbuhan, tekanan pada arteri pulmonalis berkurang dan bising sistolik dapat terdengar pada sela iga kedua kiri selam tahun pertama. Secara bertahap, timbul bising machinery kontinu yang khas pada PDA.

6.     PENATALAKSANAAN
a.     Medis
Pengobatan definitive untuk PDA adalah pebedahan. PDA kecil dapat dioperasi kapan saja dikehendaki. Pada PDA besar dapat diberikan digoxin dan diuretic untuk mengurangi gagal jantung, meski sering tidak menolong. Operasi dilakukan pada masa bayi bila gejala yang terjadi berat. Pada bayi premature PDA dapat ditutup dengan obat antiprostaglandin misalnya indometasin yang harus diberikan sedini mungkin (usia kurang 1 minggu). Akhir-akhir ini ada teknik kateter. Keuntungan teknik ini adalah pasien tidak perlu mengalami operasi. Namun harga alatnya mahal dan efek jangka panjangnya belum diketahui karena relative masih baru.
b.     Keperawatan
Pasien baru dirawat di rumah sakit bila sedang mendapat infeksi saluran nafas karena pasien terlihat payah. Masalah pasien yang perlu diperhatikan adaalh bahaya terjadinya gagal jantung, risiko terjadi infeksi saluran nafas, kebutuhan nutrisi, gangguan rasa aman dan nyaman, dan kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.

7.     KOMPLIKASI
pasien duktus arteriosus besar apabila terjadi tidak diobati akan berkembang menjadi hipertensi pulmonal akibat penyakit vaskuler paru.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan volume yang berkurang.
Intervensi:
-        Kaji tingkat kesadaran.
-        Kaji tanda vital (nafas, TD, nadi).
-        Kaji perfusi perifer.
-        Kaji haluaran urine.
-        Beri diuretic jika dianjurkan.

  1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya masukan nutrisi.
Intervensi:
-        Kaji kebutuhan pola makan bayi/anak dan kebutuhan nutrisi.
-        Kolaborasi dengan orang tua tentang teknik efektif dalam pemberian nutrisi.
-        Tingkatkan tidur dan istirahat dan kurangi pemakaian energi yang tidak perlu.
-        Jika diperlukan rencanakan pemberian melalui enteral (infuse) atau obat melalui NGT.
-        Catat pemasukan dan pengeluaran makanan/minuman setiap hari.

  1. gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan gangguan jalan nafas: dispnea.
Intervensi:
-        Baringkan dalam posisi semifowler untuk menghindari isi rongga perut mendesak paru.
-        Berikan oksigen bila perlu.
-        Ubah posisi setiap 2-3 jam dan lap tubuhnya supaya kering, kemudian diberi bedak, hati-hati debu bedak jangan sampai terhirup.
-        Hindarkan infeksi dengan bekerja secara aseptic.
-        Jika orang  tua tidak menunggu harus lebih diperhatikan; ajaklah berbicara walaupun pasiennya seorang bayi.

  1. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit berhubungan dengan informasi, salah interpretasi informasi.
Intervensi:
-        Kaji tingakat pemahaman orang tua mengenai penyakit anaknya.
-        Jelaskan pada orang tua pasien mengenai penyakit, perawatan dan pengobatan.
-        Jelaskan perlunya pemberian susu/makan sedikit-sedikit tetapi sering dalam keadaan hangat.
-        Hindarkan kontak dengan orang/anak yang sedang sakit, missal batuk pileks.
-        Jelaskanj perlunya control secara teratur dan berikan obat dengan benar.
-        Diskusikan dengan orang tua mengenai perasaan: takut, bersalah, berduka, marah, da lain-lain.















DAFTAR PUSTAKA

Catzel, Pincus dan Ian Roberts, 1990. Kapita Selekta Pediatric. Ed.2. Jakarta: EGC.

FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta.

Guyton. 1987. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Ed. III. Jakarta: EGC.

Nelson. 1992. Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta: EGC.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

PAPDI. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. Jakarta.

Sastroasmoro, Sudigdo. Bambang madiyono. 1994. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta: IDAI.

Schrock. Theodore. Ilmu Bedah (Handbook of Surgery). Ed. 7. Jakarta: EGC.

Tucker, Susan Martin. 1998. standar Perawatan Pasien. Jakarta:EGC.

Wahab, Samik dr. 1982. Penyakit Jantung Pada Anak. Yogyakarta: Bina Cipta.














ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN KASUS PATENT DUKTUS ARTERIOSUS (PDA)

Dosen Pembimbing: Ibu Agustine Ramie









DISUSUN OLEH:
DEWIYANA HERNITA       (PO7120002042)
FARIDA HUSNAWATI        (PO7120002048)

























DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIC INDONESIA
POLTEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN BANJARBARU
2004


0 komentar:

Posting Komentar