Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Rabu, 18 April 2012

Asuhan Keperawatan Gangguan Alam Perasaan : Depresi

GANGGUAN ALAM PERASAAN : DEPRESI
A.    PENGERTIAN
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, keindahan, rasa putus asa dan tidak ber daya, serta gagasan bunuh diri (Kaplan, Sadock, 1998).
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kekecewaan pada alam perasaan, (affective atau mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa (Dadang Hawari, 2001)
Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang ber lebihan, murung tidak bersemangat, merasa tak berguna, merasa tak berharga, merasa kosong dan tak ada harapan berpusat pada kegagalan dan bunuh diri, sering disertai ide dan pikiran bunuh diri klien tidak berniat pada pemeliharaan diam dan aktivitas sehari-hari (Budi Anna Kaliat, 1996)
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi adalah gangguan alam perasaan yang disertai oleh komponen psikologik dan komponen somatik yang terjadi akibat mengalami kesedihan yang panjang.
B.    ETIOLOGI
1.     Kekecewaan.
Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang menjadi jengkel tak dapat berfikir sehat atau kejam pada saat±saat khusus jika cinta untuk diri sendiri lebih besar dan pada cinta pada orang lain yang menghimpun kita, kita akan terluka, tidak senang dan cepat kecewa, hal ini langkah per tama depresi jika luka itu direnungkan terus-menerus akan menyebabkan kekesalan dan keputusasaan.
2.     Kurang Rasa Harga Diri
Ciri-ciri universal yang lain dari orang yang depresi adalah kurangnya rasa harga diri sayangnya kekurangan ini cenderung untuk dilebih-lebihkan menjadi ekstrim, karena harapan-harapan yang realistis membuat dia tak mampu merestor  dirinya sendiri hal ini memang benar khususnya pada individu yang ingin segalanya sempur na yang tak pernah puas dengan prestasi yang dicapainya
3.     Perbandingan yang tidak adil
Setiap kali kita membandingkan diri dengan seseorang yang mempunyai nilai lebih baik dari kita dimana kita merasa kurang dan tidak bisa sebaik dia maka depresi mungkin terjadi
4.     Penyakit
Beberapa faktor yang dapat mencetuskan depresi adalah organik contoh individu yang mempunyai penyakit kronis seperti  ca. mamae  dapat menyebabkan depresi.
5.     Aktivitas Mental yang  Berlebihan
Orang  yang produktif dan aktif sering menyebabkan depresi.
6.     Penolakan
Setiap manusia butuh akan rasa cinta, jika kebutuhan akan rasa cinta itu tak terpenuhi maka terjadilah depresi.
C.    MANIFESTASI KLINIS
1.     Gejala Fisik dari Depresi
Gangguan tidur, kelesuan fisik, hilangnya nafsu makan dan penyakit fisik yang ringan.
2.     Gejala Emosional dari Depresi
Kehilangan kasih sayang, kesedihan, hilangnya kekuatan, hilangnya konsentrasi, rasa bersalah, permusuhan dan hilangnya harapan.
D.    PATOPSIKOLOGI 
Alam perasaan adalah kekuatan/ perasaan hati yang mempengaruhi seseorang dalam jangka waktu yang lama setiap orang hendaknya ber ada dalam afek yang tidak  stabil tapi tidak berarti orang tersebut tidak per nah sedih, kecewa, takut, cemas, marah dan sayang emosi ini terjadi sebagai kasih sayang  seseorang terhadap rangsangan yang diterimanya dan lingkungannya baik interenal maupun eksternal. Reaksi ini ber variasi dalam rentang dari reaksi adaptif sampai maladaptif.
E.    RENTANG RESPON
1.     Reaksi Emosi Adaptif
a.      Respon emosi yang responsif
Keadaan individu yang terbuka mau mempengaruhi dan menyadari perasaannya sendiri dapat beradaptasi dengan dunia internal dan eksternal.
b.     Reaksi kehilangan yang wajar
Reaksi yang dialami setiap orang mempengaruhi keadaannya seperti :
Bersedih
Berhenti kegiatan sehari-hari
Takut pada diri sendiri
Berlangsung tidak lama.
2.     Reaksi Emosi Maladaptif
Merupakan reaksi emosi yang sudah  merupakan gangguan respon ini dapat dibagi 3 tingkatan yaitu :
a.      Supresi
Tahap awal respon maladaptif individu menyangkal perasaannya dan menekan atau menginternalisasi aspek perasaan terhadap lingkungan
b.     Reaksi kehilangan yang memanjang
Supresi memanjang mengganggu fungsi kehidupan individu.
Gejala : bermusuhan, sedih terlebih, rendah diri.
c.      Mania/ Depresi
Gangguan alam perasaan kesal dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat dan menetap pada individu yang bersangkutan.


F.     TINGKAT DEPRESI
1.     Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan pr oses pikir  komunikasi sosial dan rasa tidak nyaman.
2.     Depresi Sedang 
a.      Afek : murung, cemas, kesal, marah, menangis
b.     Proses pikir : perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikasi verbal komunikasi non verbal meningkat.
c.      Pola komunikasi : bicara lambat, berkurang komunikasi ver bal, komunikasi non verbal meningkat
d.     Partisipasi sosial : menar ik diri tak mau beker ja/ sekolah, mudah tersinggung
3.     Depresi Berat 
a.      Gangguan afek : pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif berkurang
b.     Gangguan proses pikir 
c.      Sensasi somatik dan aktivitas motorik : diam dalam waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, kurang mer awat dir i, tak mau makan dan minum, menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan
 











ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
 GANGGUAN ALAM PERASAAN

A.    PENGKAJIAN
1.     Faktor predisposisi
a.      Faktor genetic, mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan.
b.     Teori agresi berbalik pada diri sendiri, mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan obyek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri.
c.      Teori kehilangan, berhubungan dengan factor perkembangan misalnya kehilangan orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis denagn orang yang sangat dicintai, individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
d.     Teori kognitif, mengemukakan bahwa depresi terjadi sebagai akibat gangguan perkembangan terhadap penilaian diri, yaitu penilaian negatif terhadap diri, sehingga terjadi gangguan proses pikir. Individu menjadi pesimis dan memandang dirinya tidak adekuat dan tidak berharga serta hidup sebagai tidak harapan.
e.      Model belajar ketidakberdayaan, mengemukakan bahwa depresi terjadi karena individu mempunyai pengalaman kegagalan-kegagalan, lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah. Akhirnya timbul keyakinan individu akan ketidakmampuannya mengendalikan kehidupannya sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang adaptif.
f.      Model perilaku, mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya penguatan positif selama bereaksi dengan lingkungan.
g.     Model biologis, mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi perubahan kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan hipersekresi kortisol.
2.     Faktor presipitasi
Ada lima stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan:
a.      Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan, termasuk kehilangan cinta seseorang, fungsi tubuh, status atau harga diri.
b.     Kejadian penting dalam kehidupan seseorang sebagai keadaan yang mendahului episode depresi dan mempunyai dampak pada masalah saat ini dan kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah.
c.      Banyaknya peran dan komplik peran, dilaporkan mempengaruhi berkembangnya depresi, terutama pada wanita.
d.     Sumber koping termasuk status social ekonomi, keluarga, hubungan inter personal dan organisasi kemasyarakatan. Kurangnya sumber pendukung social, menambah stress individu.
e.      Ketidak seimbangan metabolisme dapat menimbulkan gangguan alam perasaan. Khususnya obat-obatan anti hipertensi dan gangguan zat adiktif. Kebanyakan penyakit kronis yang melemahkan sering disertai depresi. Depresi pada usia lanjut akan menjadi komplek jika disertai kerusakan organic dan gejala depresi secara klinik.
3.     Mekanisme koping
Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan supresi, hal ini dilakukan untuk menghindari tekanan yang hebat. Pada depresi mekanisme koping yang digunakan adalah represi, supresi, mengingkari dan disosiasi. Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan karena kurang efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.
4.     Perilaku
Perilaku yang berhubungan dengan mania dan depresi bervariasi. Gambaran utama dari mania adalah perbedaan intensitas psikologikal yang tinggi. Pada keadaan depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi.
Perilaku yang berhubungan dengan depresi (Stuart & Sundeen, 1995 hal. 215)
Afektif
Sedih, cemas apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah, perasaan ditolak, perasaan bersalah, meras tidak berdaya, putus asa, merasa sendirian, merasa rendah diri, merasa tak berharga.
Kognitif
Ambivalence, bingung, ragu-ragu, tidak mampu konsentrasi, hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis.
Fisik
Sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi, lemah, lesu, nyeri kepal, pusing, insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan, gangguan selera makan, gangguan menstruasi, impoten, tidak berespon terhadap seksual.
Tingkah laku
Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktivitas, kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi social, irritable, berkesan menyedihkan, kurang spontan, gangguan kebersihan.



B.    Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang berhubungan dengan respon emosional adalah
a.      Ketidakberdayaan
b.     Berduka disfungsional
c.      Keputusasaan
d.     Resiko tinggi terhadap cedera
e.      Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
f.      Defisit perawatan diri
g.     Gangguan pola tidur
h.     Resiko mencederai diri

B.     Diagnosa Keperawatan

1.  Resiko tinggi mencedrai diri berhubungan dengan harga diri rendah, koping individu tidak efektif.
2.      Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan selera makan.

B.     Perencanaan

No
Tujuan Umum :
Setelah tindakan perawatan diterapkan, klien dapat berespon emosional yang adaptif dan meningkatkan rasa puas serta senang yang dapat diterima oleh lingkungan.
Tujuan Khusus

Rasionalisasi

Tindakan
1



Klien terlindungi dari dari upaya mencederai diri sendiri atau bunuh diri.
Klien dengan gangguan alam perasaan berat berada dalam resiko tinggi untuk melakukan bunuh diri
·   Rawat klien dirumah sakit bila ada resiko bunuh diri yang tinggi
2
Klien mampu mengembangkan diri
Perubahan lingkungan dapat melindungi klien, mengurangi stress dan memberikan sumber pengembangan baru
·   Secara terus menerus evaluasi klien terhadap kemungkinan melakukan bunuh diri
·   Bantu klien untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.
3
Klien mampu membina hubungan terapeutik dengan perawat .
Klien depresi biasanya enggan terlibat dalam hubungan terapeutik. Diperlukan cara agar klien dapat menerima dan bertahan dalam hubungan terapeutik.
·   Lakukan pendekatan yang hangat, menerima klien apa adanya dan bersifat empati
·   Mawas diri dan dapat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri (misalnya rasa marah, frustasi dan empat)
4
Klien mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya
Klien depresi mempunyai kesul;itan dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaannya.
·   Tunjukkan respon emosinal dan menerima klien
·   Gunakan kemampuan berkomunikasi.
·   Berikan respon empati dengan berfokus pada perasaan bukan pada kenyataan yang terjadi.
·   Mengaku kesedihan klien dan berikan harapan
·   Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya.
·   Bantu klien untuk mengekspresikan perasaan marahnya dengan tepat
·   Bantu klien untuk menurunkan tingkat kecemasannya :
1.Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif.
2.Beri waktu untuk klien berespon.
3.Beri perawatan individu sebagai manusia layaknya.
5
Klien mampu memodifikasi pola kognitif yang negatif
Memodifi memodifikasi pola kognitif yang negatif akan membantu meningkatkan pengendalian diri,  tingkah laku dan perubahan harga diri
·   Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkannya.
·   Identifikasi pemikiran yang negatif dan Bantu untuk menurunkannya melalui interupsi atau substitusi.
·   Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.
·   Evaluasi ketepatan persepsi klien, logika dan kesimpulan yang dibuat klien.
·   Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapatnya yang tidak rasional
·   Bantu klien untuk dapat merubah tujuan yang tidak realistis ketujuan yang realistis.
·   Kurangi tujuan-tujuan yang tidak mungkin dicapai.
·   Kurangi penilaian klien yang negatif terhadap dirinya.
·   Bantu klien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya dan perubahan yang terjadi.
6
Klien mampu untuk aktif mencapai tujuan yang realistik
Penampilan prilaku yang baik akan mengurangi/menghilangkan perasaan tak berdaya dan putus asa.
·   Beri tanggung jawab untuk melakukan terapi tindakan yang terorientasi.
·   Beri dorongan kepada klien untuk melakukan kegiatan secara teratur atau beri kebebasan melakukan kegiatan sehingga energi klien  dapat disalurkan.
·   Persiapkan program yang dapat dilakukan dengan baik.
·   Tetapkan tujuan yang realistis, relevan dengan kebutuhan klien dan minatnya serta difokuskan pada kegiatan yang positif.
·   Fokuskan kegiatan pada saat ini, bukan kegiatan pada masa lalu atau masa dating
·   Beri pujian jika klien berhasil melakukan kegiatan atau penampilannya bagus
·   Pertahankan penampilan atau kegiatan jika mungkin.
·   Buat jadwal exercise fisik dalam rencana keperawatan.
7
Klien mampu untuk melakukan hubungan interpersonal
Sosialisasi akan mengurangi kesempatan untuk menarik diri dan akan meningkatkan harga diri, melalui pemanfaatan dari dukungan lingkunagn yang tepat dan menerima.
·   Kaji kemampuan klien untuk bersosialisasi dan dukungan yang diperlukan serta minat klien
·   Diskusikan sumber social yang ada dan dapat digunaka.
·   Tunjukkan kemampuan bersosialisi yang efektif.
·   Gunakan role play dalam melakukan interaksi social.
·   Beri umpan balik dan pujian terhadap kemampuan klien dalam melakukan hubungan interpersonal yang efektif.
·   Beri dorongan kepada klien untuk meningkatkan hubungan sosialnya dalam lingkungan yang lebih luas.
·   Beri dorongan dengan penuh kekeluargaan terhadap respon emosional klien yang adaptif.
·   Beri dukungan dan libatkan dalam terapi keluarga dan terapi kelompok jika diperlukan.
8
Klien mampu meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraannya.
Perawatan fisik dan terapi somatic diperlukan untuk mengatasi perubahan fisik yang terjadi karena gangguan alam perasaan
·   Lengkapi pengkajian tentang kesehatan fisiologi klien.
·   Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri terutam kebutuhan nutrisi, dan kebersihan diri.
·   Anjurkan klien untuk dapat melakukan pemenuhan kebutuhan perawatan diri secara mandiri jika memungkinkan.
·   Berikan terapi pengobatan.

E. Evaluasi

1.      Semua sumber pencetus stress dan persepsi klien dapat digali.
2.      Masalah klien mengenai konsep diri, rasa marah dan hubungan interpersonal dapat digali.
3.      Perubahan pola tingkah laku dan respon klien tersebut tampak.
4.      Riwayat individu klien dan keluarganya sebelum fase depresi dapat dievaluasi sepenuhnya.
5.      Tindakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri telah dilakukan.
6.      Tindakan keperawatan telah mencakup semua aspek dunia klien.
7.      Reaksi perubahan klien dapat diidentifikasi dan dilalui dengan baik oleh klien.


0 komentar:

Posting Komentar