Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Minggu, 16 Oktober 2011

Asuhan Keperawatan Hemoroid

ASKEP HEMORROID
A. Pengertian
Hemorroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemorroid adalah pelebaran
pembuluh darah/flexus vena. Hemorroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu
mengalami berbagai tipe hemorroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui
mengawali atau memperberat adanya hemorroid.
B. Etiologi
1. Kelainan organis
- Serosis hepatic
- Trombosis vena porta
- Tumor intra-abdominal, terutama pelvis
2. Idiopatik, predisposisi:
- Herediter: kelemahan pembuluh darah
- Anatomi: tak ada katup pada vena porta sehingga darah mudah kembali, tekanan di plexus
hemorrhoid akan meningkat.
- Gravitasi: banyak berdiri
- Tekanan intra abdominal yang meningkat: batuk kronis, mengejan.
- Tonus spinter ani lemah
- Obstipasi atau konstipasi kronis
- Obisitas
- Diit rendah serat
Pada wanita hamil faktor yang mempengaruhi timbulnya hemorrhoid adalah:
- Tumor intra abdomen menyebabkan gangguan aliran vena daerah pelvis.
- Kelemahan pembuluh darah waktu hamil kerena pengaruh hormon
- Mengedan selama partus.
C. Klasifikasi
1. Hemorroid interna:
- Berasal dari plexus vena hemnhoidalis superior dan medius
- Terletak diatas linea dentate atau 2/3 atas dari saluran anus.
- Permukaannya mukosa (epitel thorax)
- Tiga posisi utama: jam 3, jam 7, jam 11
2. Hemorroid externa:
- Berasal dari plexus hemorroidalis inferior
- Terletak 1/3 bawah saluran anus
- Permukaannya kulit (epitel gepeng/squamous)
D. Patofisiologi
Hemorrhoid interna:
Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan terbentuk
kolateral pada vena hemorroidalis superior dan medius.
Hemorrid eksterna:
Robeknya vena hemorroidalis inferior membentukhematoma di kulit yang berwarna kebiruan,
kenyal-keras,dan nyeri.
E. Manifestasi klinis
Hemorrhoid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan berwarna
merah terang pada saat defekasi. Hemorroid eksterna dihubungkan dengan nyeri hebat akibat
inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam
hemorroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemorroid internal
tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemorroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan
atau prolaps.
Tanda dan gejala:
1. Bab berdarah, biasanya berupa darah segar yang menetes pada akhir defekasi
2. Prolaps:
- Grade I : prolaps (-), perdarahan (+)
- Grade II : prolaps (+), masuk spontan
- Grade III : prolaps (+), masuk dengan manipul
- Grade IV : prolaps (+), inkarserata
3. BAB berlendir, timbul karena iritasi mukosa rectum.
4. pruritus ani sampai dermatitis, proctitis
5. Nyeri
F. Penatalaksanaan
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu dengan
operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus. Operatif
indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:§
- Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
- Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan menggunakan
laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
- Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep, supositoria
yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:§
- Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk
melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
- Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal§
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal
diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas
hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm
dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot
dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan
tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.
Hemoroidektomi kriosirurgi§
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid
selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri,
prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau
angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
Laser Nd: YAG§
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan
nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska operatif.
Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi
dengan bedah lebih luas.§
§ Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa
yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara
digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi.
Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter untuk memungkinkan
keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka
kanal
G. Pemeriksaan penunjang:
Anoskopi§
Pemeriksaan feses: untuk mengetahui occult-bleding§
H. Komplikasi
1. Anemia, jarang terjadi
2. trombosis akut pada prolaps hemorroid
I. Prognosa
Hemorroidektomi tampaknya lebih efektif danpermanen, tetapi mempunyai kerugian kompliksi
post operasi.
J. Fistula anal
1. Pengertian.
Fistula anal adalah saluran tipis, tubuler, fibrosa yang meluas ke dalam saluran anal dari lubang
yang terletak disamping anus. Fistula biasanya adalah akibat infeksi. Fistula juga dapat terjadi
akibat trauma, fisura, atau enteritis regional.
2. Manifestasi klinis
Pus atau feses dapat bocor secara konstan dari lubang kutaneus. Gejala lain mungkin pasase
flatus atau feses dari vagina atau kandung kemih, tergantung pada saluran fistula. Fistula yang
tidak teratasi dapat menyebabkan infeksi sistemik disertai gejala yang berhubungan.
3. Penatalaksanaan
Pembedahan selalu dianjurkan karena beberapa fistula sembuh secara spontan.fistulektomi (eksisi
saluran fistula) adalah prosedur bedah yang dianjurkan. Usus bawah dievakuasi secara seksama
dengan enema yang diprogramkan. Selama pembedahan, saluran sinus diidentifikasi dengan
memasang alat ke dalamnya atau dengan menginjeksi saluran dengan larutan biru metilen. Fistula
didiseksike luar atau dibiarkan terbuka, dan insisi lubang rektalnya mengarah ke luar. Luka diberi
tampon dengan kasa.
K. Proses keperawatan
1. Pengkajian
- Riwayat kesehatan diambil untuk menentukan adanya gatal, rasa terbakar, dan nyeri beserta
karakteristiknya.
- Apakah ini terjadi selama defekasi?
- Berapa lama ini berakhir?
- Adakah nyeri abdomen yang dihubungkan dengan hal itu?
- Apakah terjadi perdarahan pada rectum?
- Seberapa banyak?
- Seberapa sering?
- Apakah warnanya?
- Adakah rabas lain seperti pus, mukus?
- Bagaimana pola eliminasi dan penggunaan laksatif?
- Bagaimana riwayat diet, termasuk masukan serat?
- Jumlah latihan, tingkat aktifitas dan pekerjaan (khusunys bila mengharuskan duduk dan berdiri
lama)?
Pengkajian obektif mencakup: menginfeksi feses akan adanya darah atau mucus, area perianal
akan adanya hemorroid, fisura iritasi atau pus.
Pemeriksaan fisik:
- Inspeksi:
Hemorroid externa: terlihat benjolan diantara kulit perineum.Ø
Hemorroid interna: terlihat benjolan mukosa keluar dari anusØ
- Palpasi: Pada RT tidak teraba apa-apa kecuali jika ada trombus atau penebalan mukosa
2. Diagnosa keperawatan
- Konstipasi
- Ansietas
- Nyeri
- Perubahan eliminasi dengan iritasi, tekanan dan sensitivitas pada area rectal/anal sekunder
akibat penyakit anorektal dan spasme sfinter pada pasca operatif
- Perubahan eliminasi urinarius bd rasa takut nyeri pasca operasi
- Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan),
Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim
PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M.,
Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK – UGM, 2004, Tim spesialis dr. penyakit dalam RSUP
dr.Sardjito, yogyakarta.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-
Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia,
USA
Maurytania, A.R, 2003, Buku Saku Ilmu Bedah, Widya Medika, Yogyakarta.
Lebih lengkap disini: Askep Hemoroid | kumpulan askep askeb | download KTI Skripsi | asuhan
keperawatan kebidanan
http://terselubung.cz.cc/

0 komentar:

Posting Komentar