Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 15 Oktober 2011

Asuhan Keperawatan Endofalmitis

Askep Endoftalmitis
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Mata dapat terkena berbagai kondisi. beberapa diantaranya bersifat primer sedang yang lain,
sekunder akibat kelainan pada sistem organ tubuh lain. kebanyakan kondisi tersebut dapat
dicegah bila terdeteksi awal, dapat dikontrol dan penglihatan dapat dipertahankan.
(Brunner dan Suddarth, 2001)
Inflamasi ,inefksi dan peradangan dapat terjadi pada beberapa struktur mata dan terhitung lebih
dari setengah kelainan mata. kelainan-kelainan yang umum terjadi pada mata oarng dewasa
meliputi sebagai berikut :
1. Radang/inflamasi pada kelopak mata, konjungtira, kornea, koroid badan ciriary dan iris
2. Katarak, kekeruhan lensa
3. Glaukoma, peningkatan tekanan dalam bola mata (IOP)
4. Retina robek/lepas
5. Endoftalmitis, peradangan lapisan mata
Tetapi sebagian orang mengira penyakit radang mata/mata merah hanya penyakit biasa cukup
diberi tetes mata biasa sudah cukup. padahal bila penyakit radang mata tidak segera
ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan
menimbulkan komplikasi seperti Glaukoma, katarak maupun ablasi retina. untuk itu kali ini
penulis memusatkan pada pencegahan dan penata laksanaan radang yaitu pada endoftalmitis
(Barbara C.Long, 1996)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan pembaca tentang penyakit endoftalmitis
2. Tujuan Khusus
1.Mengetahui definisi endoftalmitis
2. Mengetahui etiologi dari endoftalmitis
3. Mengerti tentang tanda dan gejala endoftalmitis
4. Mengetahui klasifikasi endoftalmitis
5. Mengetahui patofisiologi endoftalmitis
6. Mengetahui cara pencegahan dan penatalaksanaan endoftalmiti
7. Mengetahui komplikasi dari endoftalmitis
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Pengertian endoftalmitis
- Endoftalmitis adalah peradangan pada seluruh lapisan mata bagian dalam, cairan
dalam bola mata (humor vitreus) dan bagian putih mata (sklera).
- Merupakan radang purulen pada seluruh jaringan intra okuler disertai dengan
terbentuknya abses didalam badan kaca. Penyebab Sepsis, selulitis orbita, trauma
tembus, ulkus.
B. Etiologi
Penyebab terjadinya endoftalmitis antara lain:
1. Tindakan pembedahan.
2. Luka yang menembus mata.
3. Bakteri. Penyebab paling banyak adalah Staphylococcus epidermidis,
Staphylococcus aureus, dan spesies Streptococcus
4. Jamur. Penyebab paling banyak adalah Aspergilus, fitomikosis dan aktinomises.
C. Tanda dan Gejala
Peradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran klinik rasa sakit
yang sangat, kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva
kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh. Selain itu akan terjadi
penurunan tajam penglihatan dan fotofobia (takut cahaya). Endoftalmitis akibat
pembedahan biasa terjadi setelah 24 jam dan penglihatan akan semakin memburuk
dengan berlalunya waktu. Bila sudah memburuk, akan terbentuk hipopion, yaitu
kantung berisi cairan putih, di depan iris.
Gejalanya seringkali berat, yaitu berupa:
- nyeri mata
- kemerahan pada sklera
- fotofobia (peka terhadap cahaya)
- gangguan penglihatan.
Tanda seringkali muncul:
Kelopak merah, bengkak, dan sukar dibuka, kornea keruh, bilik mata keruh.
D. Kalsifikasi
Terdapat 2 tipe endoftalmitis, endogen dan eksogen
1. Endoftalmitis endogen diakibatkan penyebaran bakteri dari tempat lain di tubuh
kita melalui aliran darah
2. Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi pada
tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen sangat
jarang, hanya 2-15% dari seluruh endoftalmitis.
E. Patofisologi
Endoftalmitis atau abses korpus vitreus adalah peradangan berat dalam bola mata,
biasanya akibat trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang
supuratif dalam bola mata, dan akan mengakibatkan abses di badan kaca.
Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada
tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen akibat
penyebaran bakteri, jamur atau parasit dari fokus infeksi dalam tubuh.
Peradangan oleh bakteri memberikan gambaran berupa rasa sakit yang sangat,
kelopak mata merah dan bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai
hipopion. Di dalam badan kaca dapat ditemukan massa putih abu-abu hippion
ringan dan bentuk abses satelit di dalam badan kaca.
F. Penatalaksanaan
Pengobatan endoftalmitis tergantung penyebabnya. Segera setelah diagnosis
endoftalmitis ditegakkan, pengobatan dapat diberikan karena keterlambatan
beberapa jam saja dapat membedakan hasil yang diinginkan. Bila disebabkan oleh
bakteri, dan hal ini sudah dikonfirmasikan pemeriksaan laboratorium, antibiotik
dapat dipakai. Antibiotik ini dapat berbentuk tetes mata, per oral (diminum) atau
lewat intra vena. Suntikan antibiotik dapat langsung dilakukan ke dalam mata. Bila
penyebabnya adalah jamur, dapat diberikan antijamur seperti Amphotericin B yang
langsung disuntikan ke dalam mata ataupun Fluconazol yang pemberiannya per
oral (diminum). Jika infeksi sudah semakin berat, dokter spesialis mata dapat
melakukan tindakan bedah yang disebut Vitrectomy untuk mengangkat cairan dan
nanah dari dalam mata.
G. Pencegahan
Jika pernah mengalami operasi katarak, pencegahan resiko terjadinya infeksi
dengan cara mengikuti instruksi dokter tentang perawatan mata setelah operasi
dan juga kontrol yang teratur ke dokter mata untuk mengetahui perkembangan
perbaikan mata setelah operasi. Untuk mencegah endoftalmitis yang disebabkan
karena trauma mata, gunakan pelindung mata di tempat kerja dan saat
berolahraga berat. Kacamata pelindung atau helm dapat melindungi dari terjadinya
trauma pada mata di tempat kerja.
H. Komplikasi
Kebutaan
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
a. Pengkajian ketajaman mata
b. Pengkajian rasa nyeri
c. Kesimetrisan kelopak mata
d. Reaksi mata terhadap cahaya/gerakan mata
e. Warna mata
f. Kemampuan membuka dan menutup mata
g. Pengkajian lapang pandang
h. Menginspeksi struktur luar mata dan inspeksi kelenjar untuk mengetahui adanya
pembengkakan 4
inflamasi
( Brunner dan Suddarth, 2001)
Analisa Data
a. Data fokus
1). Nyeri (ringan sampai berat)
2). Fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau blepharospasme (kejang kelopak
mata)
3). Ketajaman pengelihatan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri pada mata berhubngan dengan proses peradangan dan inflamasi
b. Gangguan penglihatan berhubungan proses peradangan
c. Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan
3. Fokus Intervensi
a. Nyeri pada mata berhubngan dengan proses peradangan dan inflamasi
Tujuan yang diharapkan
Keadaan nyeri pasien berkurang
Intervensi
1). Beri kompres basah hangat
Rasionalisasi : Mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan membersihkan
mata
2). Beri irigasi
Rasionalisasi : untuk mengeluarkan sekret, benda asing/kotoran dan zat-zat kimia
dari mata
(Barbara C .Long, 1996)
5). Beri obat untuk megontrol nyeri sesuai resep
Rasionalisasi : pemakaian obat sesuai resep akan mengurangi nyeri
(Brunner dan Suddarth, 1996)
b. Gangguan penglihatan berhubungan proses peradangan
Tujuan yang diharapkan Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi
individu.
Intervensi
1). Tentukan ketajaman, catat apakah satu atau kedua mata terlibat
Rasionalisasi : kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab
kehilangan penglihatan
terjadi lambat dan progesif, bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang
berbeda tetapi,
biasanya hanya satu mata diperbaiki per prosedur.
2). Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya
Rasionalisasi : Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan
menurunkan cemas.
(Marilynn E. Doenges, 2000)
c. Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan
Tujuan yang diharapkan
Menyatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilan tentang penilaian diri
Intervensi
1). Berikan pemahaman tentang kehilangan untuk individu dan orang dekat,
sehubungan dengan
terlihatnya kehilangan, kehilangan fungsi, dan emosi yang terpendam
Rasionalisasi : Dengan kehilangan bagian atau fungsi tubuh bisa menyebabkan
individu
melakukan penolakan, syok, marah, dan tertekan
2). Dorong individu tersebut dalam merespon terhadap kekurangannya itu tidak
dengan
penolakan, syok, marah,dan tertekan
Rasionalisasi : Supaya pasien dapat menerima kekurangannya dengan lebih ikhlas
3). Sadari pengaruh reaksi-reaksi dari orang lain atas kekurangannya itu dan dorong
membagi
perasaan dengan orang lain.
Rasionalisasi : Bila reaksi keluarga bagus dapat meningkatkan rasa percaya diri
individu dan
dapat membagi perasaan kepada orang lain.
4). Ajarkan individu memantau kemajuannya sendiri
Rasionalisasi : Mengetahui seberapa jauh kemampuan individu dengan kekurangan
yang dimiliki
(Lynda Jual Carpenito, 1998)
BAB III
A. Kesimpulan
Mata merupakan bagian yang sangat peka. mata dapat terjadi infeksi mata/radang
mata yang disebabkan oleh virus, bakteri, trauma, penyakit sistemik, ataupun
sensitivitas terhadap suatu zat. Seperti halnya endoftalmitis, Endoftalmitis atau
abses korpus vitreus adalah peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat
trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif dalam
bola mata, dan akan mengakibatkan abses di badan kaca. Endoftalmitis eksogen
terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan
yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen akibat penyebaran bakteri, jamur
atau parasit dari fokus infeksi dalam tubuh. Peradangan oleh bakteri memberikan
gambaran berupa rasa sakit yang sangat, kelopak mata merah dan bengkak, bilik
mata depan keruh, kadang disertai hipopion. Di dalam badan kaca dapat ditemukan
massa putih abu-abu hippion ringan dan bentuk abses satelit di dalam badan kaca.
B. Saran
1. Untuk klien yang terkena penyakit peradangan pada mata, penulis berharap klien
segera berobat atau peradangan tersebut segera diobati agar tidak terjadi
kerusakan pada mata atau komplikasi-komplikasi yang lain
2. Kita harus menjaga kebersihan mata dan menghindari kosmetik yang berlebihan,
karena kosmetik yang berlebihan merupakan faktor pendukung terjadinya
peradangan pada mata

0 komentar:

Posting Komentar